Pengaruh Latihan Peregangan Intradialitik terhadap Restless Legs Syndrome pada Pasien Hemodialisis


DOI:
https://doi.org/10.37063/jurnalantarakeperawatan.v3i3.396Keywords:
Sindrom Kaki Gelisah, hemodialisis, peregangan intradialitik, kualitas hidup, terapi olahragaAbstract
Kaki Gelisah (Restless Legs Syndrome, RLS) adalah
komplikasi umum pada pasien hemodialisis yang
menyebabkan ketidaknyamanan dan sangat mempengaruhi
kualitas hidup mereka. Latihan peregangan intradialitik
dianggap sebagai salah satu intervensi potensial untuk
mengurangi gejala RLS. Penelitian ini bertujuan untuk
mengevaluasi pengaruh latihan peregangan intradialitik
terhadap gejala RLS pada pasien hemodialisis. Penelitian ini
menggunakan desain kuasi-eksperimental dengan 40 pasien
hemodialisis yang didiagnosis dengan RLS. Partisipan dibagi
menjadi dua kelompok: kelompok intervensi (n=20) dan
kelompok kontrol (n=20). Kelompok intervensi melakukan
latihan peregangan selama sesi dialisis selama delapan
minggu. Intensitas gejala RLS diukur menggunakan skala
International Restless Legs Syndrome Study Group
(IRLSSG) sebelum dan sesudah intervensi. Kelompok
intervensi menunjukkan penurunan signifikan dalam
keparahan RLS, dengan rata-rata penurunan 8,3 poin pada
skala IRLSSG. Sebaliknya, kelompok kontrol mengalami
perubahan minimal, dengan rata-rata penurunan 1,2 poin.
Latihan peregangan intradialitik efektif dalam mengurangi
gejala RLS pada pasien hemodialisis. Intervensi non-invasif
ini dapat dipertimbangkan sebagai terapi komplementer
untuk meningkatkan kenyamanan dan kualitas hidup pasien
RLS yang menjalani hemodialisis.
References
National Institute of Neurological Disorders and Stroke. (2020). Restless Legs Syndrome Fact Sheet. Retrieved from https://www.ninds.nih.gov.
Downloads
Published
Issue
Section
License
Copyright (c) 2025 Jurnal Antara Keperawatan

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.