Faktor Risiko Balita Pendek (Stunting) di Kabupaten Gorontalo


DOI:
https://doi.org/10.37063/jurnalantarakebidanan.v2i1.160Keywords:
Stunting, Risiko, BalitaAbstract
Stunting adalah bentuk kekurangan gizi anak dengan pertumbuhan yang berada dibawah standar akibat kekurangan gizi kronis selama 1.000 hari pertama kehidupan anak. Penelitian ini bertujuan untuk menilai faktor risiko kejadian stunting di Kabupaten Gorontalo. Penelitian ini menggunakan rancangan Case Control Study. Populasi penelitian adalah seluruh balita di kabupaten gorontalo. Sampel terdiri dari dua kelompok, yaitu sampel kasus (balita yang menderita stunting) dan sampel kontrol (balita normal). Jumlah sampel sebanyak 118 orang. Data dianlisis menggunakan uji Odd Ratio.Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor risiko kejadian stunting adalah faktor Sosial ekonomi menengah ke bawah (OR = 3,603, 95% CI 1,674 – 7,753) dengan nilai p = 0,002, Berat badan lahir rendah (BBLR) (OR = 3,185 95% CI 1,476 – 6,874) dengan nilai p = 0,005, dan Tinggi Ibu < 150 cm (OR = 2,287 (95% CI 1,093 – 4,786) dengan nilai p = 0,043 berpengaruh terhadap kejadian stunting di Kabupaten Gorontalo. Riwayat anemia, usia kehamilan, pelayanan antenatal, ASI ekslusif, Pemberian MPASI, dan imunisasi dasar bukan merupakan faktor risiko kejadian stunting.
References
Amin, N. A. and Julia, M. (2016) ‘Faktor sosiodemografi dan tinggi badan orang tua serta hubungannya dengan kejadian stunting pada balita usia 6-23 bulan’, Jurnal Gizi dan Dietetik Indonesia (Indonesian Journal of Nutrition and Dietetics), 2(3), pp. 170–177.
Aryastami, N. K. et al. (2017) ‘Low birth weight was the most dominant predictor associated with stunting among children aged 12–23 months in Indonesia’, BMC Nutrition. BioMed Central, 3(1), p. 16.
Atkinsona, S. A. and RANDALL‐SIMPSON, J. (2000) ‘Factors influencing body composition of premature infants at term‐adjusted age’, Annals of the New York Academy of Sciences. Wiley Online Library, 904(1), pp. 393–399.
Fitri, L. (2018) ‘Hubungan BBLR Dan Asi Ekslusif Dengan Kejadian Stunting Di Puskesmas Lima Puluh Pekanbaru’, Jurnal Endurance: Kajian Ilmiah Problema Kesehatan, 3(1), pp. 131–137.
Grantham-McGregor et al. (2007) ‘Developmental potential in the first 5 years for children in developing countries’, Lancet.
Kamal, S. M. (2011) ‘Socio-economic determinants of severe and moderate stunting among under-five children of rural Bangladesh.’, Malaysian journal of nutrition, 17(1).
Kemendesa (2017) Buku Saku Desa Dalam Penanganan Stunting. Jakarta: Kementrian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi.
Kemenkes (2016) Infodatin : Situasi Balita Pendek. Jakarta: usat Data dan Informasi, Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.
Kusuma, K. E. and Nuryanto, N. (2013) ‘Faktor risiko kejadian stunting pada anak usia 2-3 tahun (Studi di Kecamatan Semarang Timur)’. Diponegoro University.
Moore, S. E. et al. (1999) ‘Prenatal or early postnatal events predict infectious deaths in young adulthood in rural Africa.’, International journal of epidemiology, 28(6), pp. 1088–1095.
Nasrul, N. et al. (2015) ‘Faktor Risiko Stunting Usia 6-23 Bulan Di Kecamatan Bontoramba Kabupaten Jeneponto’, Media Kesehatan Masyarakat Indonesia Universitas Hasanuddin.
Nasution, D., Nurdiati, D. S. and Huriyati, E. (2014) ‘Berat badan lahir rendah (BBLR) dengan kejadian stunting pada anak usia 6-24 bulan’, jurnal gizi klinik Indonesia, 11(1), pp. 31–37.
Ni’mah, K. and Nadhiroh, S. R. (2016) ‘Faktor yang berhubungan dengan kejadian stunting pada balita’, Media Gizi Indonesia, 10(1), pp. 13–19.
Olofin, I. et al. (2013) ‘Associations of Suboptimal Growth with All-Cause and Cause-Specific Mortality in Children under Five Years: A Pooled Analysis of Ten Prospective Studies’, PLoS ONE. doi: 10.1371/journal.pone.0064636.
Proverawati A, I. C. (2010) BBLR (berat badan lahir rendah). Yogyakarta: Nuha Medika.
TNP2K (2017) 100 Kabupaten/Kota Prioritas Untuk Intervensi Anak Kerdil (Stunting). Jakarta: Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan.
Torlesse, H. et al. (2016) ‘Determinants of stunting in Indonesian children: Evidence from a cross-sectional survey indicate a prominent role for the water, sanitation and hygiene sector in stunting reduction’, BMC Public Health. doi: 10.1186/s12889-016-3339-8.
Trihono, T. et al. (2019) ‘Pendek (stunting) di Indonesia, masalah dan solusinya’. Lembaga Penerbit Badan Litbangkes.
WHO (2009) Child Growth Standards and the Identifcation of Severe Acute Malnutrition in Infants and Children. Geneva: World Health Organization.
Zottarelli, L. K., Sunil, T. S. and Rajaram, S. (2007) ‘Influence of parental and socioeconomic factors in stunting in children under 5 years in Egypt’, Eastern Mediterranean Health Journal. doi: 10.26719/2007.13.6.1330.
Downloads
Published
Issue
Section
License
Copyright (c) 2019 Jurnal Antara Kebidanan

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.