Efektivitas Edukasi Terhadap Peningkatan Pengetahuan Manajemen Laktasi dan Perilaku Pemberian ASI Ekslusif pada Ibu Bekerja di Puskesmas Tarumajaya

Abstract

UNICEF secara global, kurang dari separuh bayi baru lahir (47%) disusui dalam waktu satu jam setelah kelahiran. Prevalensi inisiasi menyusui dini di Eropa Timur dan Asia Tengah (72%) hampir dua kali lebih tinggi dibandingkan di Asia Selatan (39%) dan Asia Timur dan Pasifik (41%). Hanya 48% bayi usia 0–5 bulan di seluruh dunia mendapatkan ASI eksklusif. Asia Selatan mempunyai prevalensi pemberian ASI eksklusif tertinggi dengan lebih dari 60%. Sebaliknya, hanya 26% bayi usia 0–5 bulan di Amerika Utara yang mendapat ASI eksklusif. Dampak jika tidak diberikan ASI ekslusif pada bayi dapat meningkatkan angka kejadian stunting, pertumbuhan dan perkembangan bayi kurang optimal. Mengetahui efektivitas edukasi terhadap peningkatan pengetahuan manajemen laktasi dan perilaku pemberian ASI eksklusif pada ibu bekerja. Quasy eksperimental dengan jenis penelitian desain one grup pretest-postest design. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh ibu bekerja yang mempunyai bayi usia 7-12 bulan di Puskesmas Tarumajaya pada bulan Desember 2023 sebanyak 40 orang, teknik pengambilan sampel adalah total sampling. Sebelum diberikan edukasi manajemen laktasi mayoritas responden berpengetahuan cukup (55,0%) dan perilaku positif (60,0%), sesudahnya berpengetahuan baik (72,5%) dan perilaku positif (100%). Edukasi efektif dapat meningkatkan pengetahuan manajemen laktasi dan perilaku pemberian ASI eksklusif pada ibu bekerja (p value 0,000). Edukasi efektif dapat meningkatkan pengetahuan manajemen laktasi dan perilaku pemberian ASI eksklusif pada ibu bekerja. Diharapkan tenaga kesehatan dapat meningkatkan edukasi tentang manajemen laktasi sehingga pemberian ASI eksklusif dapat tercapai.