Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Stunting pada Balita


Abstract Views : 15   PDF Downloads : 12

Authors

  • Mariyani STIKes Abdi Nusantara Author

DOI:

https://doi.org/10.37063/jurnalantarakebidanan.v4i2.302

Keywords:

Balita, Sosial Ekonomi, Stunting

Abstract

Stunting merupakan penggambaran dari status gizi kurang yang bersifat kronik pada masa pertumbuhan dan perkembangan sejak awal kehidupan. Banyak faktor yang dapat menyebabkan terjadinya stunting pada balita seperti karakteristik balita maupun faktor sosial ekonomi. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui faktor yang berhubungan dengan kejadian stunting pada balita. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan desain kasus kontrol yang dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Tanah Kali Kedinding, Surabaya. Sampel yang diambil sebanyak 34 balita untuk masing-masing kelompok kasus maupun kontrol dengan teknik simple random sampling. Analisis data menggunakan uji Chi-Square dan Fisher Exact. Hasil penelitian menunjukkan bahwa panjang badan lahir yang rendah (OR=4,091; CI=1,162-14,397), balita yang tidak mendapatkan ASI Eksklusif (OR=4,643; CI=1,328-16,233), pendapatan keluarga yang rendah (OR=3,250; CI=1,150-9,187), pendidikan ibu yang rendah (OR=3,378; CI=1,246-9,157), dan pengetahuan gizi ibu yang kurang (OR=3,877; CI=1,410-10,658) merupakan faktor yang berhubungan dengan kejadian stunting pada balita. Terdapat hubungan antara panjang badan lahir balita, riwayat ASI eksklusif, pendapatan keluarga, pendidikan ibu dan pengetahuan gizi ibu terhadap kejadian stunting pada balita. Perlunya program yang terintegrasi dan multisektoral untuk meningkatkan pendapatan keluarga, pendidikan ibu, pengetahuan gizi ibu dan pemberian ASI eksklusif untuk mengurangi kejadian stunting

References

Adair, L. S., & Guilkey, D. K. (1997). Age specifi c determinant of stunting in Filipino children. The Journal of Nutrition, 127, 314-320. Diakses dari The Journal of Nutrition database.

Arifi n, D. Z., Irdasari, S. Y., & Handayana, S. (2012). Analisis Sebaran dan Faktor Risiko Stunting pada Balita di Kabupaten Purwakarta. Diakses dari http://www.pustaka.unpad.ac.id

Anugraheni, H. S. (2012). Faktor Risiko Kejadian Stunting pada anak usia 12-36 bulan di kecamatan Pati, Kabupaten Pati (Skripsi, Universitas Diponegoro, Semarang). Diakses dari http://www.ejournal-s1.undip.ac.id

Bishwakarma, R. (2011). Spatial Inequality in Children Nutrition in Nepal: Implications of Regional Context and Individual/Household Composition. (Disertasi, University of Maryland, College Park, United States). Diakses dari http:// hdl.handle.net/1903/11683

Candra, A. (2013). Hubungan underlying factors dengan kejadian stunting pada anak 1-2 tahun. Journal of Nutrition and Health, Vol.1, No.1. Diakses dari http://www.ejournal.undip.ac.id

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2013). Laporan Riset Kesehatan Dasar tahun 2013. Jakarta: Balitbangkes.

Fikadu, T., Assegid, S. & Dube, L. (2014). Factor associated with stunting among children age 24 to 59 months in Meskan District, Gurage Zone, South Ethiopia: A case-control study. BMC Public Health, 14(800). Diakses dari http:// www.biomedcentral.com/1471-2458/14/800.

Henningham, H. B. & McGregor, S. G. (2009). Gizi dan perkembangan anak. In Gibney, M. J. dkk (Eds.), Gizi kesehatan masyarakat. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran ECG.

Ikeda, N., Yuki, I., & Shibuya, K. (2013). Determinants of reduced child stunting in Cambodia: Analysis of pooled data from three demographic and health surveys. Bulletin of the World Health Organization, 91, 341-349. doi http://dx.doi.org/10.2471/BLT.12.113381.

Kolbrek, M. (2011). Malnutrition and associated risk factors in children aged 6-59 months in urban Indonesia (Master’s thesis, University of Oslo, Oslo, Norway). Diakses dari http://

www.duo.uio.no

Kurniasih dkk. (2010). Sehat dan bugar berkat gizi seimbang. Jakarta: Gramedia.

Kusharisupeni. (2002). Peran status kelahiran terhadap stunting pada bayi: Sebuah studi prospektif. Jurnal Kedokteran Trisakti, 23(3), 73-80. Diakses dari http://www.univmed.org/ wp-content/uploads/2011/02Kusharisupeni. pdf

Lestariningsih, S. (2000). Gizi prima bayi dan balita: Seri ayah bunda. Jakarta: Yayasan Aspirasi Pemuda.

Meilyasari, F. & Isnawati, M. (2014). Faktor risiko kejadian stunting pada balita usia 12 bulan di Desa Purwokerto Kecamatan Patebon, Kabupaten Kendal. Journal of Nutrition College, 3(2), 16-25. Diakses dari http://www,ejournals1.undip.ac.id

Nasikhah, R dan Margawati, A. (2012). Faktor risiko kejadian stunting pada balita usia 24-36 bulan di Kecamatan Semarang Timur. Journal of Nutrition College,1(1). Diakses dari http:// www.ejournal-s1.undip.ac.id

Paudel, R., Pradhan, B., Wagle, R. R., Pahari, D.P., & Onta S. R. (2012). Risk factors for stunting among children: A community based case control study in Nepal. Kathmandu University Medical Journal, 10(3), 18-24.

Ramli, Agho, K. E., Inder, K. J., Bowe, S. J. Jacobs, J. & Dibley, M. J. (2009). Prevalence and risk factors for stunting and severe stunting among under-fi ves in North Maluku Province of Indonesia. BMC Pediatrics, 9-64. doi:10.1186/1471-2431-9-64.

Downloads

Published

30-04-2021

How to Cite

Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Stunting pada Balita. (2021). Jurnal Antara Kebidanan, 4(2), 1177-1186. https://doi.org/10.37063/jurnalantarakebidanan.v4i2.302