Perbandingan Pola Asuh Ibu dan Pola Sosial Ekonomi Terhadap Kejadian Stunting di Wilayah Kerja Puskesmas Suka Indah Tahun 2020


Abstract Views : 12   PDF Downloads : 13

Authors

  • Resi Galaupa STIKes Abdi Nusantara Author

DOI:

https://doi.org/10.37063/jurnalantarakebidanan.v5i1.336

Keywords:

Pola asuh, Sosial ekonomi, Stunting, Balita

Abstract

Setiap anak berhak mendapatkan gizi yang baik. Anak yang mendapat gizi yang baik akan tumbuh dan berkembang secara maksimal. Stunting merupakan kondisi gagal tumbuh pada bayi (0-11 bulan) dan balita (12-59 bulan) akibat kekurangan gizi kronis, terutama pada 1.000 hari pertama kehidupan. (HPK) sehingga anak terlalu pendek untuk usianya. Gizi buruk terjadi saat bayi masih dalam kandungan dan pada awal-awal bayi dilahirkan, namun stunting baru muncul setelah anak berusia 2 tahun. Stunting terjadi pada sekitar 148,1 juta (22,3%) anak balita di dunia. . Balita stunting di Asia memiliki prevalensi tertinggi di dunia yaitu sekitar 52%. Balita mengalami berbagai permasalahan tumbuh kembang anak seperti keterlambatan motorik, bahasa, perilaku, autisme dan hiperaktif. Kondisi sosial ekonomi tempat tinggal juga dapat mempengaruhi prevalensi stunting. Perkembangan anak sesuai umur, orang tua harus mengetahui Perbandingan Pola Asuh dan Sosial Ekonomi Ibu terhadap Kejadian Stunting di Wilayah Kerja Puskesmas Suka Indah Tahun 2020. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perbandingan pola asuh ibu dan pola sosial ekonomi pada anak. kejadian stunting di wilayah kerja Puskesmas Suka Indah pada tahun 2020. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif komparatif. Jumlah sampel sebanyak 31 orang tua yang mempunyai balita stunting yang diambil dengan menggunakan teknik purposive sampling. Pola asuh orang tua. polanya menggunakan angket, sedangkan perkembangan anak stunting diukur menggunakan KMS. Uji statistik menggunakan Chi-Square. Diperoleh hasil uji statistik terhadap pola asuh ibu yaitu p value sebesar 0,292 sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan pola asuh ibu terhadap kejadian stunting di Wilayah Kerja Puskesmas Suka Indah Tahun 2023. hasil pengujian pada kategori sosial ekonomi yaitu p value yang diperoleh 0,329 > 0,05 sehingga dapat disimpulkan tidak ada hubungan sosial ekonomi antara ibu dengan kejadian stunting di Wilayah Kerja Puskesmas Suka Indah Tahun 2023 Perlu adanya edukasi dan sosialisasi kepada orang tua untuk mengupayakan pemberian asuhan kebidanan pada anak dan balita serta keluarga agar angka kejadian stunting terus menurun dan menurun.

References

Iman, M. (2015). Panduan Penyusunan Penulisan Ilmiah Bidang Kesehatan Dengan Menggunakan Metode Ilmiah. Bandung: Cipta Pustaka Media Perintis.

Ismawati R, SR (2020). Asupan gizi dan faktor penyebab stunting pada anak usia dibawah 5 tahun di kota Lamongan. Klinik Enferm, 71-74.

Leroy JL, FE (2019). Perspektif: Apa sebenarnya yang dimaksud dengan stunting? Tinjauan kritis terhadap bukti. . Adv Nutr, 196-204.

Malau, O. (2019). Prevalensi Faktor Risiko Stunting pada Balita di Kecamatan Secanggang Kabupaten Langkat.

Notoatmodjo. (2016). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Setiawati, EN (2022). Hubungan Pola Asuh Orang Tua dan Status Ekonomi dengan Kejadian Stunting pada Balita Usia 24-59 Tahun Bulan. Jurnal Kesehatan, 001 - 008.

Soeracmad, Y., Ikhtiar, M. & Bintara, AS 2019. Hubungan sanitasi lingkungan rumah tangga dengan kejadian stunting pada anak balita di Puskesmas Wonomulyo Kabupaten Polewali Mandar Tahun 2019. Jurnal Kesehatan Masyarakat, 5( 2): 138–150.

SIAPA, kamu./. (2023). Tingkat dan tren malnutrisi pada anak. New York: Malnutrisi Anak Bersama Kelompok Bank Dunia.

Downloads

Published

31-01-2022

How to Cite

Perbandingan Pola Asuh Ibu dan Pola Sosial Ekonomi Terhadap Kejadian Stunting di Wilayah Kerja Puskesmas Suka Indah Tahun 2020. (2022). Jurnal Antara Kebidanan, 5(1), 1505-1512. https://doi.org/10.37063/jurnalantarakebidanan.v5i1.336